Kamis, 12 Mei 2016

Lelaki Berjaket Hitam Itu......

Probolinggo - Masih teringat jelas dalam ingatanku bagaimana pertama kali lambaian tangan mu ketika menemukanku setelah kita saling mencari dalam keramaian orang di terminal Kota Surabaya,dan sedikit senyum simpul yang terlukis sinis dari bibir mu. Ada sedikit perasaan gugup, senang, dan hmmm entahlah :) yang jelas perasaan bahagia memenuhi dada waktu itu..
Waktu itu, untuk pertama kalinya kita bertemu setelah sekian lama mengenal, mengenal dalam dunia maya yang sesungguhnya dalam dunia nyata kita hanya berjarak tidak kurang dari 500 meter setiap harinya, haha lucu sekali memang, tidak pernah saling menemukan, tidak pernah saling bertatap langsung, dan tidak pernah saling berjabat sebelumnya, tapi kita mencoba untuk menciptakan pertemuan pertama justru di luar kota, Oh Tuhan kadang aku tertawa lucu jika mengingat itu semua, dan berfikir rencana apa yang Tuhan sedang jalankan untuk aku dan salah satu makhluk ciptaanNya..
Berawal dari jabatan tangan dan saling memperkenalkan diri seolah kita memang baru berkenalan dalam dunia nyata. Obrolan ringan yang mengawalinya di sertai candaan khas nya yang menyebut diriku adalah kekasih temannya :D disitu suasana mulai mencair, tertawa lepas, seperti ketika aku dan dia tertawa lepas melalui sambungan telephone setiap malam nya..haha, sulit di percaya, ini di luar dugaanku yang sebelumnya mengira bahwa aku akan menjadi wanita yang pemalu, mengatur setiap ritme kalimat yang keluar dari bibir, dan menjaga gerak gerik ku selama di depan dia, dan ternyata aku begitu lepas bercengkerama dengan dia, laki laki berjaket hitam itu..
Dalam laju angkutan bus malam itu kita sudah seperti orang yang telah lama kenal yang bertemu lagi, seakan tidak ada rasa canggung dan gugup lagi, candaan demi candaan kita lewati, hingga tak terasa rasa lelah menghampiri kami, sejenak hening membungkam bibir kami, tak ada sepatah kata yang keluar, tatapan mata kosong ku menatap jauh keluar jendela yang mulai di hiasi dengan tetesan sisa sisa hujan dan menyandarkan sedikit kepalaku ke pundaknya, entahlah rasa nyaman dan aman itu muncul ketika aku meminjam sebagian pundaknya untuk sandaran kepalaku.Setelah sesaat dalam sandaran, aku mulai mengangkat kepala lagi, dan menengok ke arahnya untuk mengecek apa yang sedang dia lakukan selama aku bersandar di bahunya, dan ternyata dia masih setia menjagaku dalam lelap..its so sweat..
hai Sebuah nama yang memakai jaket hitam..
Sadarkah kamu, sejak pertemuan itu aku menjadi sosok wanita yang penuh dengan semangat, semangat untuk menanti pertemuan pertemuan selanjutnya denganmu, semangat untuk merangkai canda tawa lepas lagi denganmu, semangat untuk berdebat sengit membahas hal hal sepele setiap malamnya. Sepertinya kita terjebak dalam suasana yang sama, dalam perasaan yang sama, tapi juga sama sama enggan untuk mengungkapkannya, kita ibarat saling menunggu satu sama lain tanpa ada yang memulainya. Entahlah, apapun itu semoga kita masih di beri kesempatan untuk merangkai cerita indah, indah, dan lebih indah lagi kedepannya.
Untuk Sebuah Nama, Laki - Laki Berjaket Hitam itu.. 
Paiton, 07 Mei 2016